Sabtu, 17 November 2012

Manfaat Buah dan Sayuran dalam Mempertahankan Tubuh Tetap Awet Muda kecantikan



Manfaat Buah dan Sayuran dalam Mempertahankan Tubuh Tetap Awet Muda kecantikan

Kandungan vitamin dalam buah dan sayuran sangat berperan dalam mempertahankan tubuh tetap awet muda. Secara umum, vitamin-vitamin tersebut adalah vitamin A, C, dan F. Vitamin A, terutama beta karoten berperan untuk menjaga seseorang untuk tetap terlihat awet muda. Beta karoten sangat penting untuk menunjang pertumbuhan jaringan, membantu penglihatan pada mata, dan menjaga kehalusan kulit.
Di dalam tubuh, tepatnya dalam mukosa dinding usus, beta karoten akan diubah menjadi retinol. Jika terdapat kelebihan dari kecukupan tubuh, kelebihan itu akan disimpan di dalam hati, terutama dalam sel parenkim. Cadangan ini dapat digunakan jika konsumsi vitamin A berkurang. Beta karoten banyak terclapat dalam buah dan sayuran yang berwarna hijau dan kuning. Vitamin A banyak terdapat dalam wortel, labu kuning, ubi jalar, mangga, bayam, hati, daging, ikan, telur, dan susu.
Sementara itu, vitamin lainnya, yakni vitamin C bermanfaat untuk mencegah infeksi, membantu penyerapan zat besi, serta berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi, gusi, dan tulang. Vitamin ini juga berperan dalam proses menyembuhkan luka, mempertinggi daya tahan tubuh, dan mencegah stres. Meskipun mekanismenya belum dapat dipelajari, vitamin C juga terlibat dalam respirasi sel dan sistem kerja berbagai enzim dalam tubuh. Diperkirakan, vitamin C juga aktif dalam pembentukan hormon steroid yang berasal dari kolesterol. Kaitan antara vitamin C dan awet muda memang belum sepenuhnya bisa dijelaskan, tetapi diyakini peranannya dalam meningkatkan daya tahan tubuh sehingga sel tubuh dapat hidup lebih lama.
Sumber vitamin C adalah sayuran dan buah-buahan terutama yang masih segar, seperti buah jeruk, nanas, dan jambu. Vitamin C dalam buah sering disebut fresh fruit vitamin karena buah yang masih mentah umumnya lebih banyak mengandung vitamin C. Beberapa buah, seperti pisang, apel, pir, dan persik memiliki kandungan vitamin C yang rendah, terutama jika sudah menjadi produk kalengan.
Sayuran yang mengandung vitamin C adalah bayam, brokoli, cabai hijau, dan kubis. Sayuran tersebut banyak mengandung vitamin C bahkan setelah dimasak. Beberapa jenis bahan pangan hewani, seperti susu, telur, ikan, dan unggas memiliki kandungan vitamin C yang rendah. Air susu ibu yang sehat mengandung vitamin C enam kali lipat dibandingkan dengan susu sapi. Karena vitamin C relatif mudah rusak, makanan yang mengandung vitamin C harus dikonsumsi langsung. Jika diolah, sebaiknya jangan berlebihan. Disarankan agar menghindari pengirisan dan penghancuran sayuran berlebihan ketika memasak. Selain itu, disarankan pula untuk tidak memasak sayur dengan air yang sedikit dan ditutup rapat. Cara ini akan mempercepat kerusakan vitamin C.
Vitamin lainnya, yakni vitamin E memiliki manfaat yang tidak perlu diragukan lagi dalam menghambat penuaan. Meskipun secara aktual belum diketahui mekanismenya, keampuhan vitamin E telah banyak dibuktikan oleh pakar kesehatan. Semakin tua seseorang, vitamin E akan semakin dibutuhkan, terutama untuk mengatasi masalah kesehatan kulit. Proses alami, seperti mengendur dan bersisiknya kulit dapat diperlambat jika cukup mengonsumsi vitamin E. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak sayur, kacang-kacangan, biji-bijian, mangga, dan asparagus.
Vitamin E mengandung antioksidan yang mampu meredam radikal bebas. Dalam jaringan tubuh, vitamin ini mampu menekan terjadinya oksidasi asam lemak tidak jenuh sehingga membantu tubuh mempertahankan fungsi membran sel. Vitamin yang dikenal dengan nama tokoferol ini juga terlibat dalam proses sintesis koenzim A yang penting untuk pernapasan. Sebagaimana halnya tokoferol, asam askorbat atau vitamin C juga bekerja dalam sel atau intraseluler.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar